Beranda > SEJARAH > kutipan bung karno:character and nation building

kutipan bung karno:character and nation building

Membangun karakter Bangsa

Bung Karno mengatakan, sudah lama ia memikirkan untuk memberikan dasar negara kepada negara Indonesia Merdeka. Ia sampai pada satu kesimpulan, dasar yang diusulkan adalah PANCASILA, yang dikatakannya sudah dipikirkannya selama 16 tahun dan sekarang dipersembahkan sebagai lima mutiara mahal harganya, yaitu Nasionalisme, Internasionalisme, Demokrasi, keadilan Sosial, dan  ketuhanan yang Maha Esa. Setelah dirumuskan kembali, mutiara Ketuhanan yang Maha Esa, dinaikkan menjadi sila pertama dan internasionalisme ditegaskan menjadi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

Character and Nation Building, bung Karno menjelaskan, “membangun manusia Indonesia baru tidak mudah. Apalagi bangsa Indonesia pernah dijajah belanda selama tiga setengah abad lamanya dan Jepang selama tiga setengah tahun. Bangsa Indonesia sudah terbiasa sebagai bangsa kuli di antara bangsa-bangsa lainnya.”

“pembangunan nasional Indonesia di segala bidang, terutama pembangunan character dan nation  yang universal, baik ekonomi, social, mental akhlak, keagamaan maupun politik. Dalam Amanat Penderitaan Rakyat ada beberapa unsure politik ekonomi, social, akhlak dan agama, juga kebudayaan, yaitu kultur yang membuat manusia Indonesia baru.”

Bung Karno selanjutnya menegaskan, “saya selalu anjurkan agar Indonesia ini bangun kembali membuang jauh-jauh mental penjajah dan kembali kepada kepribadian bangsa Indonesia. Character and nation building penting sekali, karena merupakan dasar dari segala kehidupan bangsa indonesi. Mau membangun negara dan bangsa diperlukan karakter, akhlak yang mulia, mental yang baik. Suatu bangsa tidak akan membangun apa pun dengan karakter mental yang bobrok, karakter dan mental yang sudah rusak. Maka dari itu pembangunan karakter adalah penting sekali, sukar sekali dan memerlukan waktu yang tidak pendek, memerlukan waktu lama.”

Bung Karno meneruskan, “dalam masa nation building bermacam-macam bahaya dan godaan timbul. Karena itu, nation building membutuhkan bantuan berupa revolusi mental. Segala pekerjaan baik kecil maupun besar tidak dapat dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang tidak mempunyai akhlak yang mulia dan bermental baik.”

“Revolusi adalah suatu hal yang harus dijalankan dengan aksimu dan idemu sendiri. For a fighting nation there is no journey’s end.”

Salah satu jalan untuk mengembalikan karakter bangsa ini adalah sikap tanggung jawab, “Jalankanlah peran sesuai posisinya masing-masing”, begitu Siswono mangatakan. Gede Raka menambahkan, bahwa Apa yang kita lakukan saat ini akan menjadi “butterlfly effect” di kemudian hari. Bangun karakter bangsa, karena “Knowledge is power, but Character is more.”

  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar